Teknis Budidaya Cabai Merah Organik

Posted by www.organiknasaku.com Selasa, 31 Mei 2016 0 komentar
Asalamuallaikum.....
Cabai dapat di tanam di dataran tinggi ataupun dataran rendah. di sini. Bertanam cabai di hadapkan dengan berbagai masalah di antaranya teknik budidaya, kekeurangan unsur, serangan hama dan penyakit. Pt.Natural Nusantara berupaya membantu memecahkan masalah yang di hadapi masarakat Indonesia.

==========================================
Info dan pemesanan hubungi
Budianti
Telf/wa: 085232128980/ +85298598174
Bbm : 7B479BC5
==========================
FASE PRATANAM
1. Pengolaha Lahan 
  • Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5-1 ton/ 1000m
  • Dlakukan kemudian di garu (biarkan 1 minggu)
  • Di beri dolomit sebanyak 0,25ton/1000m
  • Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80cm.
  • Siram Supernasa (1botol)/Nasa(1-2botol). SUPERNASA: 1botol di larutkan dalam 1liter air(jadi larutan induk) Setiap 50lt air tambahkan 200cc laritan induk / satu gembor (10lt) di beri 1sendok makan peres supernasa dan siramkan ke bedengan 5-10m. Nasa : 1 gembor di beri 2-4ttp NASA dan siramkan ke bedengan sepanjang 5-10m
  • Campurkan GLIO 100-200 gr (1-2Bungkus) dengan 50-100kgpupuk kandang, biarkan 1minggu dan sebarkan ke bedengan.
  • Bedengan di tutup mulsa plastik dan di lubangi, jarak tanam 60cm x 70cm pola zik zak (biarkan 1-2minggu)
2. Benih
  1. biji di rendam dengan POC NASA dosis 0,5-1ttp/lt air hangat kemudian di peram semalam.
FASE PERSEMAIAN (0-30 Hari)
1.Persiapan Persemaian
  • Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap atau rumbai.
  • Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah di saring, perbandingan 3:1. Pupuk kandang sebelum di pakai di campur dengan GLIO 100gr dalam 25-50 kg pupuk kandangdan di diamkan selama 1 minggu. Media di masukkan polibeg dengan ukuran 4x6cm / contong daun pisang.
2. Penyemaian
  • Biji cabai di letakkan satu persatu tiap polybeg lalu di tutup selapis tanah +pupuk kandang matang yang telah di saring
  • Semprot POC NASA dosis 1-2ttp/tangki umur 10,17 hari setelah tanam.
  • Penyiraman di lakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembapan.
3. Pengamatan Hama Dan Penyakit
   A. penyakit
  • Rebah semai, gejalanya tanam terkuwai batang busuk di sebabkan oleh cendawa phytium sp. Cara pengendalian : tanaman yang terserang di buang bersama  dengan tanah. mengatur kelembapan dengan mengurangi naungan dan penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan/ 10 liter air.
  • Embun bulu di tandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau kotil yang di sebabkan cendawa Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti rebah semaitimbul akan lebuh terlihat setelah berumur 2minggu. 
  • Kelompok Virus, gejala pertumbuhan bibit dan warna daun mosaik / pucat. Gejala Cara mengatasinya: bibit terserang di cabut dan di bakar. Semprot dengan BVR atau Pestona.
  B. HAMA
  • Kutu daun persik (Aphit sp), perhatikan permukaan daun bagian bawah / lipatan pucuk daun. biasanya kutu daun bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari koloni kutu yang di temukan  semprot dangan BVR atau Pestona.
  • Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan daun diisap, lapisan bawah daun keperak-perakan atau seperti tembaga. Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi / sore hari karena hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau Pestona untuk mengurangi penyebaran.
  • Hama Tungau. Gejala serangan berwarna kuning kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun.Pucuk menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila penggulungan dan mengeras itu tandanya terserang tungau. cara pengatasannya seperti pada Thrips
FASE TANAN
1.Pemilihan bibit
  • Pilih bibit seragam,sehat,kuwat dan tumbuh mulus.
  • Bibit memiliki 5-6 helai daun ( umur21-30hari)
2. Cara tanam
  • Waktu tanam sore/pagi hari, bila panas terik di tunda
  • Plastik polybeg di lepas.
  • Setelah penanaman selesai, tanaman langsung di siram/ di semprot POC NASA 3-4ttp/tangki.
3. Pengamatan Hama
  • Ulat tanah (Agrotis ipsilon) aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat memakan batang muda dengan cara memotong batang dan tangkai daun. Siang hari sembunyi dalam tanah di sekitar tanaman yang terserang.. Setiap ulat yang di temukan di kumpulkan lalu di bunuh. Serangan berat semprot dengan pestona..
  • Ulat grayak ( Spodoptera litura) Ciru ulat yang baru menetas berwarna hijau dengan bintik hitam pada sisi bagian perut. terdapat bercak segitiga pada bagian punggungnya.Gejala serangan larva memakan bagian bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintik-bintikatau lubang2 besar. Serangan parah, daun cabai gundol sehingga tinggal ranting-rantingnya saja. Telur di gumpalkan lalu di musnahkan, penyiangan rumput di sekitar tanamanyang di gunakan untuk persembunyian. Semprot dengan Pestona.
  • Bekicot/siput. Memakan tanaman terutama menyerang pada malam hari. Di cari di sekitar pertanaman ( biasanya di bawah mulsa). dan buang di luar area.
FASE PENGELOLAAN TANAMAN
1 .Penyiraman di lakukan dengan pengocoran setiap tanaman / penggenangan jika di rasa kering.
2. pemupukan lewat pengocoran  di lakukan seminggu sekali setiap lubang. Pupuk kocoran                      merupakan perbandingan campuran antara makro Urea : SP-36 ;KCL :NASA = (250:250:250) gr            dalam 50lt(1 tong kecil) larutan. Di berikan pada umur 1-4 minggu dosis 250cc/lubang. sedang            umur  5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea.SP-36,KCL,NASA = (500-250-250)gr        dalam  50liter air dengan dosis 500cc/lubang.

              Kebutuhan total pupuk makro/ 1000m
Jenis pupuk
1-4 minggu (Kg)
5-12 minggu (Kg)
Urea
SP-36
KCL
7
7
7
56
28
28
Catatan:
   - Umur 1-4 minggu 4x aplikasi (7ton/aplikasi)
   - Umur 5 -12 minggu 8x aplikasi (14 ton/ aplikasi)
3. Penyemprotan POC NASA ke tananman dengan dosis 3-5 ttp/ tangki pada umur 10.20. kemudian       pada umur 30,40 dan 50 hari setelah tanam POC NASA+Hormonik dosis 1-2ttp/tangki.
4. Perempelan di sisakan 2-3cabang utama/ produksi mulai umur 15-30 hari setelah tanam.
5. pengamatan hama dan penyakit

  • Ulat grayak( lihat di depan)
  • Kutu-kutuan (lihat di fase penyemaian)
  • Penyakit layu di sebabkan oleh beberapa jamur antaralain Fusarium,Phtium, dan rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu tiba-tiba, mengering dan gugur daun. Tanaman layu di musnahkan dan untuk mengurangi penyebaran sebarkan GLIO.
  • Penyakit bercak daun. Jamur ini menyerang pada musim hujan di awali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak daun berbagai ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih. kadang bagian tengah ini sobek atau berlibang. daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan ranting saja. akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. pengamatan pada daun tua.
  • Lalat buah. Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan menjadi keropos karena isinya di makan, buah akan gugur muda atau berubah bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah busuk basah. Sebagai Vaktor antraknose. Pengamatan di lakukan pada buah busuk, kumpulkan dan musnahkan.lalat buah di pantau dengan perangkap berbahan aktif Metilat.
  • Penyakit busuk buah antraknosa, gejala serangan mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang menjadi warna orange.abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangn berat menyebabkan seluruh bagian buah mengering . Pengamatan di lakukan pada buah hijau atau merah. Serangan berat sebarkan GLIO di bawah tanaman.
FASE PANEN DAN PASCA PANEN
1. Pemanenam
  • Panen pertama kali berumur 60-75 hari 
  • panen kedua dan seterusnya 2-3hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali / lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya.
  • Setelah pemetikan ke 3 semprot dengan POC NASA + Hormonik dan di pupuk dengn perbandingan seperti di tabel di atas.dosis 500cc/ph
2. Cara panen
  • Buah di panen tidak terlalu tua (Kemasakan 80-90%)
  • Pemanenan yang baik pada pagi hari setelah embun kering
  • penortiran di lakukan sejak pada lahan 
  • simpan di tempat yang teduh
3. Pengamatan hama dan penyakit
  •  Kumpulkan dan musnahakn nuah yang terserang/busuk.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Teknis Budidaya Cabai Merah Organik
Ditulis oleh www.organiknasaku.com
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://tokonasanganjuk.blogspot.com/2016/05/teknis-budidaya-cabai-merah-organik.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Buat Email | Copyright of TOKO ORGANIK NASA NGANJUK.